Koper kosong terasa sangat berat
Sepatu cantik tetiba berbalut kotoran
Jam tangan yang berharap tak akan lagi berdetik
Dan taksi yang selalu terlalu cepat
Tak sanggup merasakan peluk terlalu dalam
Karena malu untuk menangis
Ingat sentuhan bibirmu
Sekali lagi seluruh angkasa mulai runtuh
Tertahan dibalik mata
Memaksaku yang berjalan tanpa menoleh
Air matamu yang melambai
Sentuh daguku bilang kuat
Selalu
Di tempat duduk 3A
Untuk sekali lagi
Meruntuhkan angkasa lewat tangismu
Terik matahari siang hangat senja emas
Semua sama rasa dingin beku
Yang malam tidur bukan untuk beristirahat
Yang lain untuk lari dari gelisah
Stasiun ke stasiun
...
Aku, yang berharap tak pernah sampai
Daripada harus menanggung